Kisah Misteri : Mayat Bangun Lagi

Kisah Misteri : Mayat Bangun Lagi - Kisah ini adalah kisah nyata pengalaman seorang pemuda tanggung yang tinggal di daersh Sukun, kota Malang, Jawa Timur, sebut saja namanya Brodin. Suatu hari, seorang sopir mobil jenazah RST. Soepraoen, Malang, mengajaknya mengantarkan jenazah ke desa Sumber Pucung, satu desa di lereng gunung Kawi, Malang.

Pak Parman, sopir mobil jenazah, membawa sebuah mobil pickup dengan bak tertutup berwarna hijau muda, mobil khusus pengantar jenazah. Dengan imbalan sejumlah uang dan sebungkus rokok, Brodin, yang dikenal pemberani di kalangan teman-temannya, memberanikan diri.

Mobil melaju pelan, Pak Parman ada di depan mengendarai mobil dan Brodin di belakang menjaga jenazah agar tidak jatuh. Mobil jenazah itu mempunyai dua bangku panjang di sebelah kanan dan kiri, jenazah ditidurkan di tengah menggunakan 'sleeping bed' tentara yang bisa dilipat.

Brodin duduk di sebelah kiri sambil memandangi dan mengamati jenazah yang ada di hadapannya, jenazah seorang kakek yang belum di beri kain kafan. Jenazah itu mengenakan celana dan baju hitam, serta ikat kepala khas Jawa Timur. Tubuh kekarnya terbujur kaku dengan kedua tangan diletakkan di dada. Gelang akar melingkar ditangan kanannya. Usianya kurang lebih tujuh puluh tahun dengan kumis melintang, jenggot panjang dan alis mata tebal.

gambar kakek

Melihat penampilan jenazah yang ada di depannya, rasa takutnya agak berkurang. Sebelumnya ia membayangkan sosok terbungkus kain putih terbujur kaku, seperti pocong yang pernah ditemuinya di pemakaman gang tujuh.

Alih-alih berkurang rasa takutnya muncul sifat isengnya.

"Dilihat dari penampilannya, waktu masih hidup,  kakek ini adalah seorang jagoan, gagah." Batin Brodin, sambil mengelus kumis melintang kakek itu.
"Dan sudah pasti, istrinya lebih dari seorang."
"Tapi kalau sudah mati begini, tidak bisa apa-apa lagi. Di maki-maki juga diam saja. Sementara waktu hidupnya petentang-petenteng, arogan dan suka menyombongkan diri."

Saat Brodin sedang mengamati dan menilai jenazah yang ada di depannya. “Brak,” tiba-tiba mobil menabrak sebongkah batu sehingga mobil miring ke kiri, untungnya Pak Parman dapat menguasai mobilnya lagi.

Brodin memegang tubuh jenazah agar tidak jatuh. Setelah mobil berjalan mulus lagi, Brodin merasakan sesuatu, seperti ada orang yang memegang erat tangannya. Ketika dilihat ternyata tangan kakek yang sudah mati. Brodin terkejut bukan kepalang, ia meronta mencoba melepaskan tangan itu namun tangan itu seolah tidak mau lepas.

"Mbah .. Mbah lepaskan tangannya .." Kata Brodin panik.
"Pak Parman .. Tolong Pak, mayatnya memegang tanganku." Teriaknya memanggil Parman dengan menggedor dinding mobil. Parman menoleh, lalu tersenyum sinis dan pura-pura tidak mendengarnya.
Kapok koen.” Batin Parman.

 Dicobanya berkali-kali untuk melepaskan tangan itu namun terasa pegangannya semakin kuat.
"Mbah, saya mohon maaf kalau ada pikiran saya yang salah tapi tolong lepaskan tangannya ya Mbah.." Kata Brodin memohon.

Aneh, setelah berkata demikian pegangan tangan itu semakin lama semakin kendor dan lepas. Brodin lalu meletakkan tangan itu ke posisi semula.

"Terima kasih Mbah."
"Aneh, sepertinya beliau tahu apa yang saya pikirkan. Tapi sudah mati begini masih juga suka marah-marah. Dasar kakek pemarah." Batin Brodin.

Setelah melewati liku-liku jalan di tengah persawahan yang gelap, mobil jenazah sudah mendekati daerah Sumber Pucung. Saat itu turun hujan.

Tiba-tiba ada suara petir menggelegar, "Duarr .. Duarr .. Duarr" dan mayat itu seketika bangun lalu duduk dalam posisi kaku.

"Mbaah .. " Brodin berteriak ketakutan, hampir saja dia kencing di celana. Untung, dia masih bisa menahannya. Brodin terduduk lemas, badannya gemetar, wajahnya seputih kapas. Dalam angan-angannya kakek itu bangun dan akan mencekiknya. Rasa terkejut menyaksikan pemandangan ini, membuat Brodin pasrah, menunggu nasib yang akan menimpa dirinya. Namun apa yang dibayangkan tidak terjadi.

Kakek itu hanya diam mematung.

Setelah beberapa lama tubuh kakek itu kembali rebah. Brodin menarik nafas panjang, ketakutan dan kecemasanya hilang. Setelah merasa tenang, ia lalu membetulkan posisi jenazah sang kakek.

"Ampun Mbah, jangan bikin kaget saya lagi ya.." Kata Brodin merasa jerih.

Setelah melewati beberapa tikungan, akhirnya mereka sampai di rumah keluarga jenazah.
Para kerabat dan tetangga jenazah sudah menunggu. Beramai-ramai, mereka menurunkan jenazah dan menempatkannya di ruangan khusus.

Selesai membantu menurunkan jenazah, Brodin meminta segelas air putih lalu meminumnya dalam sekali teguk.

Dalam perjalanan pulang, Brodin merasa lelah dan mengantuk. Rasa kantuknya mengalahkan rasa takutnya sehingga ia tidur di bekas tempat jenazah itu tidur. Karena lelah dan mengalami ketegangan sepanjang perjalanan, dengan cepat ia terlelap.

Dalam tidurnya ia bermimpi, sang kakek tadi mendatanginya sambil marah-marah.

"Jangan mentang-mentang orang sudah mati, kamu seenaknya saja menghina dan memaki-maki orang."

"Bocah kurang ajar, tak pelintir kupingmu, kapok kowe." Kata sang kakek marah sambil tangannya bergerak mau menjewer kuping Brodin.

Namun Brodin bergerak menghindar lalu berlari menjauh tapi kakek itu terus mengejarnya. Biarpun sudah tua namun tenaganya masih kuat, larinya juga kencang. Mereka berkejar-kejaran. Setelah beberapa lama Brodin kelelahan sehingga sang kakek berhasil mengejarnya lalu mengirimkan sebuah tendangan tepat mengenai pantat Brodin. Brodin jatuh terpelanting.

"Gedubrak .." Suara Brodin jatuh dari tempat tidur saat Pak Parman mengerem mobil secara mendadak.

Brodin terbangun dengan nafas memburu dan peluh bercucuran.

Demikian Kisah Misteri : Mayat Bangun Lagi, kisah pengalaman Brodin dihantui mayat yang hidup kembali. Sejak itu, Brodin tidak pernah lagi ikut mengantarkan jenazah.

Baca Juga :

Tidak ada komentar