Misteri Patung Joko Dolog

Misteri Patung Joko Dolog - Patung Joko Dolog adalah salah satu peninggalan sejarah yang berada di taman Apsari, Surabaya. Patung yang asal-usulnya masih menjadi misteri.

Misteri Patung Joko Dolog
Patung Joko Dolog

Versi pertama mengatakan, Patung Joko Dolog adalah patung Jina Mahakshobhya (Budha) yang dibangun untuk menghormati Raja Kertanegara, Raja Singhasari yang terakhir. Patung ini dibuat pada 1211 Saka atau 1289 M di makam Wurarare [Lemahtulia], yang merupakan rumah Mpu Bharadah di desa Kedungwulan, dekat kota Nganjuk, Jawa Timur.

Sedangkan menurut cerita yang berkembang di masyarakat, Patung Joko Dolog adalah perwujudan dari Jaka Taruna yang dikutuk menjadi patung oleh Adipati Surabaya karena berlaku “dolog-dolog’ atau 'deleg-deleg'  seperti patung saat ditanya.

Seperti Malin Kundang yang durhaka lalu dikutuk ibunya, Joko Taruna adalah contoh pemuda yang suka berbohong demi kepentingan dirinya sendiri, sehingga dikutuk menjadi batu.

Mungkin kisah ini bertujuan untuk memberi pendidikan budi pekerti kepada kita semua bahwa sikap berbohong dan mengabaikan pertanyaan orang yang lebih tua adalah perbuatan tercela sampai-sampai jika melakukannya akan berubah menjadi patung batu.

Tokoh-tokoh dalam kisah ini yaitu Jaka Taruna, Jaka Jumput dan Pangeran Situbondo adalah tokoh yang nyata di jaman kerajaan Mataram dimana Surabaya adalah kadipaten yang menguasai wilayah Jawa bagian timur.  Joko Jumput dimakamkan di jalan Praban, Surabaya sedangkan Pangeran Situbondo di Situbondo.

Baca Juga :

Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti kisahnya.

Joko Jumput adalah anak yatim piatu yang diasuh oleh kakeknya, kedua orangtuanya meninggal pada saat ia masih kecil. Kakeknya adalah seorang pertapa yang sakti mandraguna, yang hidup mengasingkan diri di sebuah daerah terpencil.

Di tempat itu Joko Jumput hidup prihatin bersama kakeknya. Oleh kakeknya diajarkan olah kanuragan dan olah batin, sehingga Joko Jumput tumbuh menjadi seorang pemuda yang matang dan gagah perkasa.

Suatu ketika terjadi pertarungan antara Joko Taruna melawan Pangeran Situbondo, Joko Taruna adalah utusan Adipati Surabaya sedangkan Pangeran Situbondo adalah penguasa wilayah Situbondo.

Sebetulnya wilayah Situbondo masuk dalam kekuasaan kadipaten Surabaya, namun Pangeran Situbondo menolak dan menginginkan kekuasaan sendiri tidak mau tunduk kepada Surabaya. Sehingga bagi Adipati Surabaya, Pangeran Situbondo dianggap memberontak dan harus ditumpas.

Adipati Surabaya mencari siasat untuk menghindari terjadinya peperangan yang akan memakan banyak korban, jalan paling baik adalah mengalahkan Pangeran Situbondo dengan cara adu kesaktian.  Namun, Adipati Surabaya merasa enggan jika harus melawannya sendiri sehingga sang Adipati mengadakan sayembara.

Adipati Surabaya mempunyai seorang putri yang cantik jelita, bernama Purbasari. Sudah banyak pemuda dari berbagai golongan yang melamarnya, maka Adipati Surabaya mengadakan sayembara yang berbunyi,

barang siapa yang dapat mengalahkan Pangeran Situbondo, kalau laki-laki akan dijadikan menantunya dan jika perempuan akan dijadikan istrinya.”

Karena pesona kecantikan putri Purbasari, maka banyak pemuda yang memiliki kesaktian, pendekar dan jago silat yang mengikuti sayembara itu. Tapi tidak ada satupun yang bisa mengalahkan Pangeran Situbondo yang memiliki watak brangasan dan terkenal sakti.

Sampai tiba giliran Joko Taruna, putra adipati Kediri yang ikut memasuki sayembara. Meskipun Jaka Taruna sudah mulai membina hubungan asmara dengan putri Purbasari namun dengan mengikuti sayembara ini akan membuatnya lebih gagah dan terhormat dimata calon istri dan mertuanya.

Dengan keyakinan akan kesaktiannya, Jaka Taruna menantang Pangeran Situbondo adu kesaktian. Terjadi pertarungan yang seru namun kesaktian pangeran Situbondo lebih tinggi sehingga Joko Taruna kalah, lalu lari masuk ke dalam hutan.

Di dalam hutan Jaka Taruna bertemu dengan Joko Jumput yang sedang mencari rumput untuk hewan peliharaannya. Melihat ada orang terluka, Joko Jumput menghampiri dan sebisa mungkin mengobatinya.

Joko Taruna lalu bercerita jika dirinya kalah bertanding melawan Pangeran Situbondo. Ia menawarkan kepada Joko Jumput, apabila Joko Jumput bisa mengalahkan Pangeran Situbondo, maka akan diberi hadiah yang besar darinya.

Mendengar tawaran itu, Joko Jumput yang masih polos dan lugu, tertarik, diantar oleh Joko Taruna ia menemui Pangeran Situbondo. Akhirnya terjadi pertarungan antara Joko Jumput dengan Pangeran Situbondo, dengan tangan kosong Joko Jumput lebih unggul, tapi begitu menggunakan senjata pusaka, Joko Jumput kewalahan dan akhirnya kalah, ia lari pulang ke rumahnya.

Kepada kakeknya ia bercerita kalau habis bertarung dan kalah, lalu kakeknya memberikan sebuah cemeti pusaka yang bernama Gumbolo Geni sebagai bekal untuk menghadapi musuhnya. Setelah menerima cemeti itu, Joko Jumput menantang lagi Pangeran Situbondo. Terjadi pertarungan, dan akhirnya Pangeran Situbondo kalah dan mati.

Lalu Joko Jumput menagih janjinya kepada Joko Taruna. Joko Taruna memberinya hadiah berupa uang dan barang berharga lalu kembali ke Surabaya. Tapi oleh kakeknya Joko Jumput diberitahu bahwa hadiah sesungguhnya adalah putri Adipati Surabaya yang cantik jelita. Joko Jumput merasa dibohongi oleh Joko Taruna, maka ia menyusul ke Surabaya.

Di Surabaya, kepada Adipati Surabaya, Joko Taruna mengaku bahwa dirinya telah mengalahkan Pangeran Situbondo dan meminta hadiahnya. Tidak begitu lama, Joko Jumput datang, dan mengaku yang mengalahkan Pangeran Situbondo adalah dirinya.

Lalu terjadi perang mulut, keduanya sama-sama mengaku telah mengalahkan Pangeran Situbondo. Akhirnya Adipati Surabaya memutuskan adu kesaktian diantara mereka. Siapa yang menang itulah yang akan mendapatkan hadiahnya. Akhirnya keduanya melakukan perang tanding, dan Joko Jumput keluar sebagai pemenangnya.

Sementara Joko Taruna merasa malu dan  terpukul atas kekalahannya sehingga dia duduk termenung, sampai-sampai saat Adipati Surabaya bertanya kepadanya, dia diam membisu. Beberapa kali ditanya, Joko Taruna hanya diam saja.

Adipati Surabaya menjadi murka lalu berkata “Kamu itu ditanya kok diam, seperti patung saja.” Sabdo pendito Ratu,  Joko Taruna berubah menjadi patung batu.

Sampai sekarang di Surabaya ada sebuah patung, yaitu patung Joko Taruna yang sedang duduk 'dolog-dolog' seperti orang linglung sehingga patung itu disebut patung Joko Dolog.

Sesuai janjinya,  Joko Jumput dikawinkan dengan putri adipati Surabaya. Dan menggantikan menjadi Adipati Surabaya setelah mertuanya wafat.

Joko Jumput dimakamkan di Jl. Praban, Surabaya,. menurut juru kunci saat memasuki pemakaman ini penziarah harus menutup matanya dengan kain, apabila masuk pemakaman itu dengan mata terbuka akan menjadi buta karena keramat dari pusaka Joko Jumput yaitu cemeti Gumbolo Geni.

Demikian kisah Joko Jumput dan misteri Patung Joko Dolog, lepas dari benar atau salah, rasional atau tidak, kisah ini memberikan pendidikan budi pekerti kepada kita bahwa kejujuran pada jaman itu sangat berharga. Marilah kita lestarikan nilai-nilai luhur warisan leluhur kita sampai ke anak-cucu kita kelak.


Tidak ada komentar