Mitos Kelahiran Bayi Dengan Kondisi Khusus

Mitos Kelahiran Bayi Dengan Kondisi Khusus - Kelahiran adalah satu proses yang sakral dalam kehidupan manusia, dimana akan lahir seorang manusia, seorang khalifah yang akan menambah warna kehidupan dengan perjuangan hidup dan mati seorang ibu.

Mitos Kelahiran Bayi Dengan Kondisi Khusus


Bagi semua ibu hamil, melahirkan normal, bayi sehat dan ibunya selamat adalah sesuatu yang sangat mereka harapkan, mengingat betapa beratnya proses melahirkan yang harus dilewati oleh seorang ibu. Keringat bercucuran, nafas harus terus berpacu dan darah harus tertumpah demi hadirnya kehidupan baru bagi sang buah hati.

Peristiwa pilu sering terjadi dalam drama kehidupan manusia, ketika seorang ibu melahirkan, bayinya meninggal atau ibunya yang meninggal bahkan ada yang keduanya meninggal. Sungguh berat resiko yang harus dihadapi oleh seorang ibu saat melahirkan anaknya, maka sungguh patut disyukuri jika mereka berdua selamat, ibu dan anak.

Sejak alat test kehamilan menyatakan bahwa seorang wanita hamil atau perilaku seorang wanita menunjukkan tanda-tanda kehamilan, maka perjuangan seorang ibu mengemban titipan Ilahi dimulai. Seorang Ibu akan menjaga, merawat dan mengasihi bayi di dalam kandungannya dengan berbagai cara sesuai kemampuannya.

Dan sejak saat itu, timbul rasa ‘samar’ atau khawatir atau rasa takut di dalam hatinya. Khawatir akan kematian, baik anaknya maupun dirinya sendiri. Sehingga setiap saat, setiap kesempatan dipanjatkan doa kepada Sang Maha Pencipta, memohon keselamatan bagi diri dan anaknya.

Namun, kelahiran, hidup dan mati adalah mutlak kekuasaan Tuhan. Manusia hanya dapat berusaha. Jika Tuhan menghendaki keselamatan, sesulit apa pun kondisi ibu dan bayi, maka mereka akan selamat. Denikian sebaliknya.

Baca Juga : 4 Mitos Peristiwa Yang Menyertai Kelahiran

Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan Tuhan membekali semua ciptaanNya dengan adil sesuai skenario yang akan dijalani manusia tersebut di dunia. Melalui proses kelahiran, hari, waktu dan kondisi saat dilahirkan menjadi tanda bagi seorang manusia. Bagaimana watak dan perilakunya, kelebihan dan kekurangannya serta nasib seorang manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia.

Maka tidak mengherankan apabila seorang bayi lahir dengan normal padahal mengalami kondisi tertentu yang tidak memungkinkan dilakukan secara normal, nantinya memiliki kelebihan atau kemampuan yang berbeda dengan bayi-bayi lainnya. Karena Tuhan yang mengatur semuanya.

Kondisi tertentu atau kondisi khusus yang terjadi pada proses kelahiran seorang bayi yang nantinya akan memiliki kelebihan tertentu adalah :
  1. Terlilit Usus
  2. Sungsang
  3. Terbungkus

Meskipun belum ada penelitian dan pengkajian lebih mendalam, bayi dengan kondisi khusus tersebut menurut sebagian orang diyakini memiliki kelebihan dan kemampuan di atas rata-rata. Ibarat kelapa, ia adalah kelapa kopyor yang harganya jauh lebih mahal dibandingkan kelapa biasa.

Namun benarkah hal itu? Mari kita kaji mitos-mitos berikut ini.

Mitos Bayi Terlilit Usus

Bayi yang lahir dengan berkalung usus diyakini memiliki kelebihan tertentu.

Menurut kepercayaan Jawa, bayi yang berkalungkan usus, nantinya sang jabang bayi itu “besus”, pandai berdandan, pakaian apapun yang dikenakan terlihat bagus.

Bagi masrarakat Sunda, kondisi bayi berkalung usus dianggap merupakan sebuah kelebihan bagi si bayi. Di tanah Pasundan, bayi demikian disebut bayi Kalakon Sampir.

Keistimewaan bayi berkalung usus bagi masyarakat Sunda konon kelak ketika dewasa akan memiliki wajah dan postur tubuh yang bagus, sehingga selalu pantas jika mengenakan busana apapun, dan mudah memperoleh pasangan hidup. Selain itu, bayi berkalung usus juga akan memiliki intuisi yang kuat atau bahkan memiliki kemampuan supranatural.

Bayi berkalung usus kelak akan hidup berkecukupan bahkan bisa menjadi kaya karena konon mendapatkan kalung dari langit. Mitos serupa juga dipercaya di negeri Cina. Di negeri tirai bambu tersebut usus yag melilit leher bayi pada saat lahir, dikeringkan dan disimpan sebagai jimat karena kelak usus tersebut dipercaya akan jadi pengikat rejeki si anak dengan harapan si anak mudah memperoleh kesuksesan.

Mitos Bayi Sungsang

Bayi Sungsang adalah bayi yang terlahir dengan anggota tubuh bagian bawah seperti kaki atau pantat keluar lebih dahulu. Sedangkan bayi normal, yang keluar pertama adalah kepalanya.

Bagi sebagian besar orang Jawa, bayi yang dulunya sungsang dan lahir, maka ketika besar mereka akan sakti, unik, memiliki kecerdasan dan indra keenam bahkan ketujuh dan pintar di atas rata-rata dibandingkan dengan anak lain. Bayi sungsang yang lahir dengan sehat, jika kemudian menjadi anak dan dewasa akan memiliki keunikan dibandingkan anak lain.

Bayi sungsang dan lahir normal tanpa operasi, bagi saya itu sudah keajaiban dunia. Sampai sekarang anak saya juga selalu dapat peringkat satu di kelasnya. Kan itu sudah keajaiban dan bukan kebetulan belaka,” papar seorang ibu.

Bagi orang Jawa pasti masih memercayai hal-hal semacam itu. Apalagi sudah banyak bukti membenarkan bahwa anak yang lahir dari kondisi sungsang saat dijanin memiliki keunikan, bahkan kesaktian di luar manusia biasa.

Dalam kepercayaan Sunda, bayi yang lahir sungsang konon memiliki banyak kelebihan. Bagi sebagian orang, bayi yang lahir sungsang atau orang Sunda kerap menyebut sebagai bayi turujul diyakini sebagai bayi yang sakti. Bayi sungsang kelak ketika dewasa dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit.

Adapula yang percaya, bayi sungsang konon mampu melihat alam gaib dan mahluk halus yang hidup didalamnya. Serta yang paling fenomental, bayi sungsang juga diyakini memiliki kemampuan untuk meramal masa depan. Anak yang lahir sungsang biasanya memiliki banyak keunikan jika dibandingkan dengan anak kebanyakan, mereka memiliki sikap yang lebih dewasa dan punya gaya hidup yang agak nyeleneh dan cenderung menyukai hal-hal yang bersifat spiritual.

Baca juga : Cara Mengatasi Bayi Sungsang

Mitos Bayi Bungkus

Bayi lahir bungkus itu bayi yang dilahirkan dengan ketuban yang tidak pecah. Seperti diketahui bahwa di dalam kandungan ibu bayi dilindungi / dibungkus dengan air ketuban yang diluarnya terbalut selaput tipis. Pada proses kelahiran normal selaput ini akan pecah seiring dengan akan kelahiran sang bayi, ditandai dengan keluarnya air ketuban dahulu  kemudian di susul dengan keluarnya bayi kemudian yang terakhir keluar adalah ari ari.

Sedangkan bayi bungkus itu lahir tidak diawali dengan pecahnya ketuban, hanya langsung lahir bersama / terbungkus dengan air ketuban tersebut. Untuk membukanya/ membelah kalau di Jawa biasanya menggunakan gabah ketan hitam.

Menurut kepercayaan Jawa, bayi terlahir dalam keadaan terbungkus kulit ketuban-nya, atau disebut “bungkus” menandakan bahwa proses kelahirannya lancar dan lengkap bersama komponen pendukungnya.

Pada proses kelahiran pada umumnya diawali dengan pecahnya air ketuban, lalu jabang bayi keluar dibarengi dengan darah dan tali pusat yang menghubungkan dengan ibunya dipotong. Bayi yang terlahir “bungkus”  seperti ini jarang terjadi.

Konon dalam dunia pewayangan ada seorang tokoh yang terlahir bungkus yaitu   Bimasena yang berwatak pemberani, satria sejati, teguh pada pendirian dan mempunyai kekuatan yang jarang dimiliki oleh orang lain. 

Maka bayi yang terlahir ‘bungkus’ mempunyai kemungkinan memiliki watak seperti Bima, keras dan teguh dalam pendiriannya serta mempunyai kemampuan spiritual yang tinggi. Dalam cerita pewayangan, Bima adalah seseorang yang mampu menemukan jati dirinya seperti dikisahkan dalam lakon “Dewa Ruci.”

Demikian ulasan tentang bayi yang terlahir dengan kondisi khusus. Tentang kebenarannya masih menjadi misteri.

Tidak ada komentar