Misteri Peti Mati Kosong

Misteri Peti Mati Kosong – Peti Mati adalah tempat untuk orang yang sudah mati khususnya bagi penganut Kristiani, Budha dan non muslim lainnya. Jika peti mati itu sudah terisi biasanya memancarkan pengaruh negative pada setiap orang yang mendekati atau berdekatan dengannya. Namun bagaimana jika peti mati itu masih kosong? Apakah ada pengaruh bagi orang lain?
peti mati kosong
Peti Mati

Untuk menemukan jawabannya mari kita ikuti kisah berikut ini.

Rumah itu berdinding anyaman bambu beratapkan ilalang dan beralaskan tanah. Serumpun pohon bambu dan batang-batang tanaman singkong berbaris teratur menghiasi halaman rumah. Terlihat sederhana dan asri, namun ada satu pemandangan yang agak menyeramkan adalah sebuah keranda mayat yang ditaruh di halaman belakang rumah.

Pemilik rumah itu adalah pengurus kematian di kampung ini. Supi'i namanya, umurnya sudah 62 tahun, badannya kurus, wajahnya tirus namun sorot matanya tajam dan masih sigap. Pekerjaan sehari-harinya adalah membuat peti mati untuk warga non muslim. Jika ada warga yang meninggal, maka pak Pi'i lah yang akan mempersiapkan segala kebutuhannya.

Saat malam tiba, jarang orang yang berani melewati rumah Pak Pi'i, karena banyak kejadian aneh-aneh yang membuat mereka takut. Pernah ada orang melihat tetangganya yang sudah meninggal duduk-duduk di dalam keranda, ada lagi kejadian ketika beberapa anak kecil sedang bermain petak umpet di belakang rumah Pak Pi'i. Mereka berlari ketakutan ketika melihat keranda mayat itu melayang-layang membawa mayat. Maka, terkenal di kampung itu jika rumah Pak Pi'i angker dan berhantu.

Sejak istrinya meninggal Pak Pi'I tinggal sendirian di rumah itu. Karena tetangga takut berhubungan dengannya, hanya jika ada keperluan saja mereka mendatangi rumah Pak Pi'i maka ia banyak menyendiri. Teman satu-satunya hanyalah Brodin, seorang anak remaja tetangganya.

Malam itu hujan gerimis, kira-kira tengah malam, keranda mayat di belakang rumah itu bergoyang-goyang sambil mengeluarkan bunyi yang menyayat hati, "kriiek .. kriekk.." Seolah memberi tanda bahwa keranda itu besok akan digunakan. Suara burung Kedasih terdengar sedih memilukan seolah menyanyikan lagu kematian. Pak Pi'i mendengar suara itu bergumam, "ada yang meninggal malam ini."

Keesokan harinya beberapa orang mencari pemilik rumah itu yang juga menjadi pengurus keranda, mengabarkan kalau kerabatnya mau memakai keranda beserta peti matinya termasuk hiasannya. Rencananya jenazah akan dikebumikan esok harinya dengan alasan menunggu keluarga jauh.

Pak Supii sang pengurus keranda segera mempersiapkan apa yang dibutuhkan, namun ketika melihat ke gudangnya tidak terlihat sebuah peti mati pun, ia menjadi gelisah.

"Aduh, habis peti matinya padahal besok dipakai. Saya harus membuat yang baru secepatnya." Batin Pak Supii.

Bergegas ia mengambil peralatannya lalu mulai memotong papan, menyerut papan dan menyusun sebuah peti mati. Saat ia sibuk, lewatlah Brodin pulang dari sekolah.

"Ada kerjaan Mbah?"
"Ya le, bantuin Mbah ya?"
"Baik Mbah tapi saya pulang dulu ngomong sama Emak."

Tidak begitu lama Brodin datang lagi lalu membantu Mbah Pii membuat sebuah peti mati. Sepertinya Brodin sudah terbiasa membantu Pak Pi'I. Kira-kira jam empat sore pekerjaan mereka selesai. Setelah Peti mati selesai, kemudian Brodin menata bubuk-bubuk kayu yang sudah dibungkus dalam plastik-plastik kecil sebagai alas dan bantal.

"Din, Mbah ke rumah Pak Andreas dulu biar mereka tahu kalau pesanannya sudah siap." Kata Mbah Pii.
"Ya Mbah."

Setelah pekerjannya selesai, karena kecapekan Brodin mencari tempat untuk istirahat.

"Sepertinya enak disini, biar saya coba dulu sebelum dipakai yang punya." Kelakarnya, lalu ia merebahkan badannya ke dalam peti mati baru itu. Setelah merasa nyaman, ia lalu menutup peti tersebut dan mengganjalnya dengan sebuah potongan kayu.

Tidak begitu lama Brodin sudah terlelap tidur. Dalam tidurnya ia bermimpi, bertemu dengan mahluk-mahluk dengan sosok yang menyeramkan, setiap bertemu mahluk itu berusaha menyerangnya sehingga ia berlari ketakutan. Bertemu lagi dengan mahluk yang lain ia berlari lagi, begitu seterusnya. Sampai akhirnya dia kelelahan dan sudah tidak kuat berlari lagi sehingga tergeletak di atas semak-semak belukar.

Saat dia tergeletak tak berdaya, datang seorang kakek berjubah putih dan berjenggot putih menghampirinya. Kakek itu mengeluarkan sebuah cemeti lalu mencambuk Brodin sekuat-kuatnya.

"Bukan disini tempatmu, ayo kembali .." Kakek itu menghardik.

Brodin merasakan kesakitan sehingga ia terbangun dari mimpinya. Karena bangun dan langsung duduk tak ayal lagi kepalanya membentur tutup peti mati.

"Aduh .." Jerit Brodin sambil memegang kepalanya lalu berusaha keluar dari peti mati. Setelah berada di luar, ia minum air putih sepuas-puasnya lalu terduduk lemas dengan nafas terengah-engah.

Mbah Pii pulang, melihat Brodin terduduk lemas ia segera menghampiri.

"Ada apa Din?"
"Tidak apa-apa Mbah, saya cuma bermimpi." Jawab Brodin.
"Kalau cuma mimpi saja kenapa wajahmu sampai pucat pasi begini?"

Akhirnya Brodin bercerita tentang mimpi dan tempatnya bermimpi. Setelah mendengar cerita itu, Mbah Pii menarik nafas dalam-dalam lalu berjalan ke kandang ayam di belakang rumahnya mengambil tiga biji telor ayam diserahkan ke Brodin.

"Minum semuanya."
"Baik Mbah."
Setelah itu Mbah Pii memberikan segelas air putih.
"Minum!"
"Minum lagi Mbah?"

Mbah Pii mengangguk lalu berkata "ingat pesan saya ini Din, peti mati itu dibuat untuk orang yang sudah mati bukan untuk orang yang masih hidup, mengerti?"

"Mengerti Mbah." Jawab Brodin sambil menganggukkan kepalanya.

"Jangan kamu ulangi lagi perbuatanmu itu, berbahaya."

"Berbahaya bagaimana Mbah?"

"Kamu bisa mati, untung ada kakek yang mengusirmu. Coba kalau tidak, kamu bisa gentayangan dikejar-kejar oleh mahluk-mahluk menyeramkan itu. Mau kamu?"
"Tidak Mbah."
"Makanya jangan kau ulangi lagi, kalau mau tidur, tidur saja di kamar Mbah."
"Baik Mbah." Jawab Brodin sambil menekurkan kepala.
"Ternyata dilarang tidur di dalam peti mati." Batin Brodin.

Begitulah yang terjadi jika peti mati yang seharusnya digunakan oleh orang yang sudah mati di manfaatkan oleh orang yang masih hidup. Kebenaran cerita ini masih menjadi misteri, tapi jika anda mau menguji kebenarannya, silahkan tidur di dalam peti mati kosong.

Salam Misteri.

Tidak ada komentar