Siapakah Kaki Dhanyang Nini Dhanyang ?

Siapakah Kaki Dhanyang Nini Dhanyang – Saat saya masih berusia belasan tahun, di desa, sering diadakan acara bersih desa terutama pada peringatan hari kemerdekaan. Dan ada satu kalimat yang sering saya dengar pada saat pembacaan doa yang dilakukan oleh sesepuh desa yaitu :

Kaki Dhanyang Nini Dhanyang sing mbaureksa desa ...

Siapakah yang dimaksud Kaki Dhanyang Nini Dhanyang tersebut?

Itulah pertanyaan yang muncul dalam benak saya selama bertahun-tahun, dan baru sekarang saya memahami siapa sebenarnya mereka dan mengapa kita mengingatnya pada acara “bersih desa”.

Pengertian Dhanyang

Dhanyang menurut kepercayaan masayarakat Jawa adalah mahluk halus yang berasal dari arwah para leluhur terkemuka atau tokoh sakti yang berasal dari manusia yang menempati alam gaib dimensi tingkat atas yang bersifat baik dan ikut menaungi kehidupan masyarakat di desa.

Siapakah Kaki Dhanyang Nini Dhanyang
Sumber gambar : Xahe36's Blog
Dhanyang biasanya menempati gunung, sungai, hutan, pohon besar, desa atau tempat-tempat yang biasanya memiliki kegunaan sebagai hidup orang banyak. Selain itu mbah Dhanyang juga bisa berasal dari mahluk halus asli yang bertugas menjaga ketentraman umat manusia.

Dhanyang ini dihormati oleh warga desa karena jasa-jasanya sewaktu hidup di dunia dulu sebagai tokoh tertua di desa atau yang “babad alas” dalam mendirikan sebuah desa. Keberadaan mahluk halus Dhanyang ini dianggap melindungi dan menjaga kelestarian desa, oleh karena itu biasanya warga desa sering mengadakan upacara ritual yang dinamakan ‘bersih desa’ dan biasanya diadakan setiap tahun sekali  untuk memperingati jasa-jasa Dhanyang sewaktu masih hidup di dunia atau setelah meninggal dunia.

Setiap diadakan acara selamatan, warga pasti tidak lupa mengirimkan doa kepada Dhanyang seperti bacaan Al-fatihah yang dikhususkan untuk Dhanyang. Selain itu, setiap ada warga yang hendak mengadakan hajatan pasti meminta doa restu dari Mbah Dhanyang dengan cara mengirim sesaji disertai doa agar Dhanyang ikut menjaga ketentraman anak cucunya yang masih hidup di dunia.


Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, ilmu hitam tidak akan bisa memasuki desa tanpa ijin Dhanyang yang dianggap menjaga desa tersebut. Selain itu seseorang yang memiliki ilmu tinggi akan pudar kesaktiannya jika tidak permisi dulu ke Dhanyang penguasa daerah setempat.  Oleh karena itu sering dikatakan jika ilmu kesaktian akan pudar jika menyeberangi lautan karena ada perbedaan Dhanyang atau perbedaan alam gaib yang berbeda wilayah.

Siapakah Kaki Dhanyang Nini Dhanyang ?
Sumber gambar : garisbawahku
Kesaktian Dhanyang juga dipercaya berpengaruh terhadap orang yang mempelajari ilmu kesaktian di wilayah tersebut. Maka sering dikatakan jika ilmu di Jawa Timur lebih tinggi dari ilmu di Jawa Barat atau sebaliknya, semua itu disebabkan oleh kesaktian Dhanyang yang berbeda-beda.

Dalam pandangan supranatural, jika seorang dukun santet hendak menyantet orang lain maka harus permisi dulu ke Dhanyang setempat agar ilmunya tidak pudar ketika memasuki wilayah kekuasaan Dhanyang yang dituju. Karena sesuai dengan tata krama supranatural, Dhanyang adalah penguasa lam gaib suatu wilayah yang harus dimintai ijin terlebih dahulu.

Penjelmaan Dhanyang dalam bentuk wujud biasanya menyerupai “macan putih” atau harimau puth atau juga bisa menjelma dalam bentuk aslinya ketika masih hidup di dunia disertai aura yang bersih dan menawan. Biasanya hanya orang-orang tertentu saja yang bisa bertemu atau dijumpai oleh Mbah Dhanyang.

Masyarakat juga percaya adanya larangan memakai pakaian yang digunakan oleh Dhanyang setempat, misalnya pakaian degan warna atau corak tertentu. Jika melanggar larangan ini maka biasanya orang tersebut akan terkena musibah atau bencana.

Disebut "Kaki Dhanyang" karena yang menjadi Dhanyang seorang laki-laki sedangkan yang perempuan disebut "Nini Dhanyang".

Dhanyang Jahat

Dalam pemahaman masyarakat Jawa, yang disebut Berhala bukanlah patung-patung batu melainkan berujud mahluk-mahluk halus jahat yang mau menolong manusia dengan imbalan sesuai dengan perjanjian. Manusia yang menggunakan ‘jasa baik’ para mahluk gaib jahat ini telah melakukan kesalahan fatal. Karena “pertolongan” tersebut tidaklah gratis dan harus dibayar dengan imbalan sesuai dengan perjanjian.

Dan, manusia yang menyembah berhala tersebut dan menyekutukan Tuhan, akan mendapatkan hukuman yang setimpal, mereka akan menjadi Dhanyang jahat yaitu mahluk halus yang berasal dari manusia untuk menebus dosa/ perbuatan salahnya.

Menurut pemahaman masyarakat Jawa, seorang pembunuh akan menjadi Dhanyang Banaspati, mahluk halus tidak sempurna dengan kepala api menyala. Para pelaku fitnah, guna-guna, pemilik ilmu hitam akan menjadi Dhanyang Kemamang yaitu mahluk halus tidak sempurna dengan badan menyala.

Bagi mereka yang memiliki “prewangan”, yang perempuan akan menjadi peri, mahluk halus tidak sempurna, wanita yang baunya tidak sedap, suka mengganggu lelaki iseng dan tak kuat imannya. Sementara yang laki-laki akan menjadi Genderuwo, mahluk jahat yang berwatak criminal, badannya bau sekali, suka mengganggu istri orang dengan berubah wujud seperti suaminya.

Para Dhanyang jahat ini suka mengganggu manusia yang lemah imannya atau tengah bingung menghadapi cobaan hidup.  Mereka kadang berubah wujud menjadi orangtua atau seorang wanita cantik atau lelaki tampan untuk mengganggu manusia.

Para Dhanyang ini biasanya suka tinggal di 13 pohon yang dicipta menjadi rumahnya seperti pohon Sawo, pohon Beringin, Randu Alas, Kenanga, Kantil dan lain-lain.

Ciri-cirinya : Jika menyamar sebagai manusia, mereka tidak memiliki parit hidung atau lekukan dibawah hidung dan kalau berdiri, kakinya tidak menapak tanah.

Kesimpulan

Demikian pembahasan spot-misteri tentang Kaki Dhanyang Nini Dhanyang, mahluk gaib yang berasal dari manusia atau leluhur manusia yang sudah meninggal.

Keberadaan mahluk-mahluk gaib tersebut tidak dipungkiri keberadaanya namun kita harus memiliki cara pandang yang benar sesuai dengan agama dan keyakinan kita masing-masing. Mereka adalah mahluk-mahluk ciptaan Tuhan dan keberadaan mereka karena ijin dari Tuhan. Sehingga kita harus memandangnya sebagai sesama mahluk Tuhan dengan cara yang muda menghormati yang lebih tua dan saling menghargai dan menghormati.

Jangan meminta pertolongan kepada mereka atau bahkan menyembahnya karena hanya Tuhan tempat kita meminta dan mohon pertolongan, dan hanya Tuhan sesembahan kita.

Salam Misteri


Tidak ada komentar