Misteri Candi Prambanan : Perebutan Kekuasaan antar Wangsa

Misteri Candi PrambananCandi Prambanan di Yogyakarta adalah salah satu objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Disebut Candi Prambanan karena letaknya di wilayah Prambanan, Yogyakarta, sedangkan nama lainnya adalah Candi Roro Jonggrang atau disebut juga Candi Sewu. Candi Prambanan adalah candi yang penuh misteri karena pembangunan atau pembuatan seribu candi ini hanya dilakukan dalam waktu semalam saja dan tidak mungkin dikerjakan oleh tangan manusia.

gambar candi prambanan
Untuk mengetahui kisah selengkapnya tentang Candi Prambanan, mari kita ikuti ulasan berikut ini.

Bandung Bondowoso

Konon di Jawa Tengah terdapat dua kerajaan yang bertetangga yaitu Kerajaan Pengging dan Kerajaan Baka. Pengging adalah kerajaan yang subur dan makmur, dipimpin oleh Prabu Damar Maya. Ia berputra Raden Bandung Bondowoso (Bandawasa) yang gagah perkasa dan sakti. 

Nama asli Raden Bandung Bondowoso adalah Jaka Bandung sedangkan Bondowoso adalah nama raja jin. Konon, keduanya terlibat perkelahian yang akhirnya dimenangkan oleh Jaka Bandung, kemudian keduanya bersahabat, Raja Jin Bondowoso menitis ke dalam diri Jaka Bandung sehingga namanya diubah menjadi Bandung Bondowoso.

Baca Kisah Pengkhianatan Cinta :


Rara Jonggrang

Sedangkan kerajaan Baka dipimpin oleh raksasa pemakan manusia bernama Prabu Baka. Ia dibantu oleh seorang patih bernama Gupala. Meskipun berasal dari bangsa raksasa, Prabu Baka memiliki seorang putri yang cantik jelita bernama Rara Jonggrang.

Rara Jonggrang artinya adalah "dara (gadis) langsing".

Perebutan Kekuasaan

Untuk memperluas kerajaan Baka, Prabu Baka menyerukan perang kepada kerajaan Pengging. Pertempuran meletus di kerajaan Pengging. Akibatnya, banyak rakyat Pengging tewas, menderita kelaparan, dan kehilangan harta benda. 

Demi mengakhiri perang, Prabu Damar Maya mengirimkan putranya untuk menghadapi Prabu Baka. Berkat kesaktiannya, Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan dan membunuh Prabu Baka. Ketika Patih Gupala mendengar kabar kematian junjungannya, ia segera melarikan diri, kembali ke kerajaan Baka dan segera melaporkan kabar kematian Prabu Baka kepada Putri Rara Jongrang. Sang putri pun meratapi kematian ayahnya.

Setelah kerajaan Baka jatuh ke dalam kekuasaan Pengging, Pangeran Bandung Bondowoso menyerbu masuk ke dalam Keraton Baka untuk mencari Patih Gupala yang melarikan diri. Namun yang ditemuinya adalah seorang putri yang cantik jelita.

Pada pertemuan pertamanya dengan Putri Rara Jonggrang, Bandung Bondowoso langsung terpikat oleh kecantikan sang putri. Ia pun jatuh cinta dan melamar sang putri, tetapi lamarannya ditolak, karena sang putri tidak mau menikahi pembunuh ayahnya dan penjajah negaranya.

Karena Bandung Bondowoso terus membujuk dan memaksa, akhirnya sang putri bersedia dipersunting, namun dengan dua syarat yang mustahil untuk dikabulkan.
  • Syarat pertama adalah pembuatan sumur yang dinamakan sumur Jalatunda.
  • Syarat kedua adalah pembangunan seribu candi hanya dalam waktu satu malam.
Bandung Bondowoso menyanggupi kedua syarat tersebut.

Sang pangeran berhasil menyelesaikan sumur Jalatunda berkat kesaktiannya. Setelah sumur selesai, Rara Jonggrang berusaha memperdaya sang pangeran agar bersedia turun ke dalam sumur dan memeriksanya. Setelah Bandung Bondowoso turun, sang putri memerintahkan Gupala untuk menutup dan menimbun sumur dengan batu. Akan tetapi, Bandung Bondowoso berhasil keluar dengan cara mendobrak timbunan batu berkat kesaktiannya. Bondowoso sempat marah, namun segera tenang karena kecantikan dan bujuk rayu sang putri.

Kutukan Roro Jonggrang

Untuk mewujudkan syarat kedua yaitu membangun seribu candi hanya dalam waktu satu malam, sang pangeran memanggil sahabatnya Raja Jin Bondowoso untuk membantunya. Raja Jin Bondowoso memerintahkan makhluk halus, jin, setan, dan dedemit dari perut Bumi untuk membangun candi-candi itu. Dengan bantuan makhluk halus ini, sang pangeran berhasil menyelesaikan 999 candi. 

Kurang 1 candi saja.

Ketika Rara Jonggrang mendengar kabar bahwa seribu candi sudah hampir rampung, sang putri berusaha menggagalkan tugas Bondowoso. Ia membangunkan dayang-dayang istana dan perempuan-perempuan desa untuk mulai menumbuk padi. Ia juga memerintahkan agar gundukan jerami dibakar di sisi timur.

Mengira bahwa pagi telah tiba dan sebentar lagi matahari akan terbit, para makhluk halus lari ketakutan bersembunyi masuk kembali ke perut Bumi. Akibatnya, hanya 999 candi yang berhasil dibangun sehingga usaha Bandung Bondowoso gagal.

Setelah mengetahui bahwa semua itu adalah hasil kecurangan dan tipu muslihat Rara Jonggrang, Bandung Bondowoso amat murka dan mengutuk Rara Jonggrang agar menjadi batu. Sang putri berubah menjadi arca terindah untuk menggenapi candi terakhir.

Menurut kisah ini, situs Ratu Baka di dekat Prambanan adalah istana Prabu Baka, sedangkan 999 candi yang tidak rampung kini dikenal sebagai Candi Sewu, dan arca Durga di ruang utara candi utama di Prambanan adalah perwujudan sang putri yang dikutuk menjadi batu dan tetap dikenang sebagai Lara Jonggrang yang berarti "gadis yang ramping".

Cerita Versi Lain

Tafsiran atau cerita versi lainnya menyebutkan bahwa legenda ini mungkin merupakan ingatan kolektif samar-samar masyarakat setempat mengenai peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di kawasan ini. Yaitu peristiwa perebutan kekuasaan antara wangsa Sailendra dan wangsa Sanjaya untuk berkuasa di Jawa Tengah.

Prabu Baka mungkin dimaksudkan sebagai Raja Samaratungga dari wangsa Sailendra, Rakai Pikatan sebagai Bandung Bondowoso, dari wangsa Sanjaya, dan Pramodhawardhani, putri Samaratungga sekaligus istri Rakai Pikatan, sebagai Rara Jonggrang. Peristiwa bersejarah sebenarnya adalah pertempuran antara Balaputradewa melawan Pramodawardhani yang dibantu suaminya Rakai Pikatan yang akhirnya dimenangi Rakai Pikatan dan mengakhiri dominasi wangsa Sailendra di Jawa Tengah.

Baca Juga : Kerajaan Kahuripan : Penerus Wangsa Isyana

Kesimpulan

Wangsa Sailendra adalah wangsa yang beragama Budha, wangsa inilah yang membangun Candi Borobudur. Sementara wangsa Sanjaya beragama Hindu. Perebutan kekuasaan dan pengaruh pada masa itu sangat kuat sehingga untuk mengimbangi kemashyuran Candi Borobudur, yang menjadi symbol agama Budha, maka wangsa Sanjaya membangun Candi Prambanan.

Kebenaran pembuatan Candi Prambanan yang hanya semalam saja dan dikerjakan oleh mahluk gaib, sampai sekarang masih tetap menjadi misteri.

Wasalam.

Baca Juga : Candi Sukuh : Mitos dan Keunikannya

Tidak ada komentar