Asal Usul Kerajaan Kanjuruhan
Asal Usul Kerajaan Kanjuruhan
Jika kita pergi ke kota Malang, maka akan kita temukan dua nama stadion yang menjadi basecamp klub sepakbola Persema dan Arema yaitu stadion Gajayana dan stadion Kanjuruhan. Nama-nama itu mengingatkan kita akan adanya satu kerajaan besar pada masa silam yang menjadi cikal bakal kota Malang yaitu kerajaan Kanjuruhan.
Kerajaan Kanjuruhan memiliki usia yang sama dengan kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat serta Mataram kuno di wilayah Jawa Tengah.
Kerajaan Kanjuruhan adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur, yang pusatnya berada di dekat Kota Malang sekarang. Kanjuruhan telah ada pada abad ke-6 Masehi. Bukti peninggalan kerajaan ini adalah Prasasti Dinoyo. Raja terkenal adalah Gajayana. Peninggalan lain adalah Candi Badut dan Candi Wurung.
Dalam Prasasti Dinoyo diceritakan masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan. Prasasti ini menceritakan bahwa dalam abad ke-8 ada kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan (sekarang Desa Kejuron) dengan raja bernama Dewasimha dan berputra Limwa (saat menggantikan ayahnya bernama Gajayana), yang mendirikan sebuah tempat pemujaan untuk Dewa Agastya yang diresmikan tahun 760. Upacara peresmian dilakukan oleh para pendeta ahli Weda (agama Siwa).
Baca juga :
1. Majapahit : Kejayaan Nusantara Lama
2. Ken Arok, Pendiri Kerajaan Singasari
3. Kerajaan Kahuripan : Penerus Wangsa Isyana
Peninggalan sejarah kerajaaan Kanjuruhan yang sampai saat ini masih ada adalah Candi Badut, yang berada di Dukuh Badut, desa Karangbesuki, Malang.
Kata Badut di sini berasal dari bahasa sansekerta “Bha-dyut” yang berarti sorot Bintang Canopus atau Sorot Agastya. Hal itu terlihat pada ruangan induk candi yang berisi sebuah pasangan arca tidak nyata dari Siwa dan Parwati dalam bentuk lingga dan yoni.
Baca Juga : Candi Sukuh : Misteri dan Keunikannya
Pada bagian dinding luar terdapat relungrelung yang berisi arca Mahakal dan Nadiswara. Pada relung utara terdapat arca Durga Mahesasuramardhini. Relung timur terdapat arca Ganesha. Dan disebelah Selatan terdapat arca Agastya yakni Syiwa sebagai Mahaguru. Namun di antara semua arca itu hanya arca Durga Mahesasuramardhini saja yang tersisa. Maka bisa dipastikan bahwa Candi Badut ini bersifat Hindu.
Baca Juga : Candi Sukuh : Misteri dan Keunikannya
Pada bagian dinding luar terdapat relungrelung yang berisi arca Mahakal dan Nadiswara. Pada relung utara terdapat arca Durga Mahesasuramardhini. Relung timur terdapat arca Ganesha. Dan disebelah Selatan terdapat arca Agastya yakni Syiwa sebagai Mahaguru. Namun di antara semua arca itu hanya arca Durga Mahesasuramardhini saja yang tersisa. Maka bisa dipastikan bahwa Candi Badut ini bersifat Hindu.
Candi ini adalah peninggalan Prabu Gajayana, penguasa kerajaan Kanjuruhan sebagaimana yang termaktub dalam prasasti Dinoyo bertahun 760 Masehi. Candi ini ditemukan tahun 1921 M oleh E.W. Mauren Brechter di tengah sawah dalam keadaan rusak dan tertutup tanah. Pemugaran sudah dilakukan beberapa kali, 1925/1926, kemudian 1990/1991 s.d. 1991/1992.
Demikian sekilas informasi mengenai asal usul kerajaan Kanjuruhan yang sekarang menjadi kota Malang. Untuk mengabadikan kerajaan Kanjuruhan yang menjadi leluhur warga malang, nama Kanjuruhan digunakan sebagai nama stadion terbesar di Malang yaitu Stadion Kanjuruhan dan stadion yang berada di pusat kota Malang yaitu stadion Gajayana.
Disamping nama stadion, nama Kanjuruhan juga digunakan sebagai nama sebuah perguruan tinggi swasta yaitu Universitas Kanjuruhan dan Universitas Gajayana Malang.
Tidak ada komentar