Misteri Dibalik Logo Rokok Dji Sam Soe

Misteri Dibalik Logo Rokok Dji Sam Soe – Bagi penikmat rokok kretek di tanah air, nama Dji Sam Soe  adalah merk rokok produksi PT. HM. Sampoerna yang sudah melekat di hati masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan mulai dulu hingga sekarang. Dan, secara kualitas dan rasa rokok ini masih tetap terjaga meskipun harganya terus berubah dari tahun ke tahun.

Misteri Dibalik Logo Rokok Dji Sam Soe

Meskipun rokok Dji Sam Soe sangat popular di masyarakat, namun masih banyak penikmat rokok plat kuning ini yang belum mengetahui  rahasia dan misteri dibalik logo rokok kretek paling terkenal ini.

Rahasia Dibalik Rokok Dji Sam Soe

Misteri dibalik logo Dji Sam Soe ini sudah pernah di publikasikan oleh salah satu majalah terkenal di Jakarta, namun untuk lebih menyegarkan ingatan kita, spot-misteri menceritakan kembali berdasarkan cerita yang beredardi kalangan santri ponpes Tebu Ireng, Jombang.

Misteri Dibalik Logo Rokok Dji Sam Soe

Begini ceritanya..

Ketika KH. Hasyim Asyari, kakek Gus Dur, masih hidup dan memimpin pondok pesantren Tebu Ireng di Jombang, Jawa Timur. Pada suatu hari, suami istri warga keturunan, datang menghadap beliau dengan tujuan hendak meminta “pesugihan”. Para santri yang kebetulan mendengar permintaannya menjadi marah namun dengan bijak Kakek Gus Dur menenangkan santrinya lalu berkata kepada mereka :

"Saya tidak mempunyai ilmu apa-apa, saya hanya memiliki ilmu agama, jikalau tuan mau, sempurnakanlah bacaan "Bismillah" pasal 5 sebanyak 234 kali"

Suami istri ini setelah mendengar ucapan beliau, mereka mematuhi dengan harapan akan mendapatkan kekayaan setelah mengamalkan petunjuk itu. Namun, seolah mengetahui isi hati mereka, KH. Hasyim Ashari berkata :

"Apapun yang tuan lihat setelah mengamalkan bacaan tadi, JANGAN PERNAH TUAN MENYEMBAH SAYA TAPI SEMBAHLAH TUHANMU".

Akhirnya mereka pulang dan pada malam harinya kedua suami istri ini mengamalkan petunjuk yang diterimanya dengan khusyu’. Ditengah mengamalkan amalan tersebut, mereka mendapat suatu pemandangan, mereka melihat sang Hadratus Syeh sedang merokok di hadapan mereka.

Mereka lalu membicarakan apa yang sudah mereka lihat lalu mencoba menafsirkannya.
Istri    : “Mungkin kita disuruh jualan rokok, pa.”
Suami      : “Jualan rokok gimana, cara bikinnya saja aku gak tau, mungkin kyai tadi meminta kita untuk kasih rokok supaya kita akan diberi pesugihan untuk cepat kaya."

Akan tetapi sang istri tetap ngotot dengan pendapatnya, akhirnya terjadilah debat pendapat di antara keduanya. Namun, ditengah-tengah perdebatan mereka muncul kembali bayangan kakek Gus Dur sambil merokok tapi kali ini dengan berkata,

"Wah enaknya rokok ini, kalo orang lain mencobanya mungkin banyak yang tertarik" 

Selepas berkata tadi, bayangan tersebut lenyap seketika, akhirnya si suami sadar bahwa pendapat  istrinya yang benar.

Kemudia keesokan harinya, mereka berbelanja ke pasar untuk membeli tembakau, cengkeh dan bahan-bahan baku rokok lainnya. Lalu, dengan tekun mereka meracik, membuat dan menjual rokoknya dengan tetap mengamalkan bacaan yang diberikan oleh kakek Gus Dur tersebut.

Akhirnya mereka berhasil, dan rokok buatan mereka disukai banyak orang sehingga bisa mendirikan pabrik rokok sendiri. Semakin lama pabriknya semakin besar hingga saat ini, dan apa yang mereka amalkan dijadikan sebagai logo atau lambang bungkus rokoknya.

Rokok itu bernama Dji Sam Soe.

Apakah memang ada hubungannya antara petunjuk Hadratus Syeh KH. Hasyim Asyari dengan logo rokok Dji Sam Soe?

Kedua petunjuk Kyai Hasyim Ashari ditangkap oleh kedua suami istri yang beruntung ini sebagai berikut.

  1. “Saya tidak mempunyai ilmu apa-apa, saya hanya memiliki ilmu agama, jikalau tuan mau, sempurnakanlah bacaan "Bismillah" pasal 5 sebanyak 234 kali"
  2. "Apapun yang tuan lihat setelah mengamalkan bacaan tadi, JANGAN PERNAH TUAN MENYEMBAH SAYA TAPI SEMBAHLAH TUHANMU"

Bahwa petunjuk kedua merupakan pelengkap dari petunjuk yang pertama dapat ditafsirkan agar mereka tetap menggunakan budaya mereka sendiri tidak meniru budaya KH. Hasyim Ashari sebagai orang Jawa, sehingga pemilihan nama rokoknya menggunakan bahasa Mandarin.

Sedangkan kata “sempurnakan” diterjemahkan sebagai “sempurna” atau “sampoerna” dalam ejaan lama, yang menjadi nama pabrik rokok miliknya.

Jika ditafsirkan. kata "Bismillah" tadi jika didialekkan dengan logat keturunan Tionghoa berubah menjadi "Wismillak" yang akhirnya menjadi nama merk rokok. Demikian juga dengan angka 234 yang merupakan  jumlah bacaan 234 kali, jika dalam bahasa Cina berubah menjadi Djie Sam Soe., Dan dibawah nama rokok 234 ini tertulis "fatsal 5" yang merupakan bagian dari amalan "Bismillah" tadi.

Demikian misteri dan asal-usul rokok Djie Sam Soe, hal ini membuktikan bila keluarga Gus Dur sejak dulu memiliki kedekatan hubungan dengan warga keturunan Tionghoa karena jika dilihat dari silsilahnya,  keluarga Gus Dur sendiri mempunyai darah keturunan Cina

Penafsiran Misteri Dibalik Logo Dji Sam Soe

Ada beberapa versi penafsiran terhadap logo rokok Dji Sam Soe ini.

1. Menurut Filsafat Tionghoa

Jika kita amati logo rokok Djie Sam Soe, ada tulisan angka 234, bintang  berjumlah 9 dan tulisan “Fatsal 5”.

Angka 2, 3, dan 4 jika di artikan sendiri-sendiri memiliki arti yang berbeda, tapi jika kita jumlahkan akan berjumlah 9. Sedangkan angka sembilan dalam mitos China adalah angka yang membawa keberuntungan. Demikian pula dengan bintang yang ada sembilan buah, juga melambangkan keberuntungan dan setiap bintang juga mempunyai sudut yang jumlahnya sembilan buah.

Sehingga angka 9 yang menjadi acuan pemilik rokok ini termasuk jumlah huruf dalam kata D-J-I-S-A-M-S-O-E. Begitu juga pada jumlah huruf S-A-M-P-O-E-R-N-A.  Semuanya berjumlah Sembilan.
Bahkan menurut beberapa orang yang tahu tentang perusahaan ini angka 9 juga diterapkan pada semua yang ada di lingkungan pabriknya, termasuk nopol mobil dan truk pengangkut barang.


2. Menurut MH. Ainun Nadjib

Menurut MH. Ainun Nadjib yang diutarakan saat pengajian Padang Bulan bahwa rokok Dji Sam Soe ini memiliki kedekatan hubungan dengan kaum Nadhiyin. Uraian ini memperkuat kisah awal berdirinya pabrik rokok ini yang sama-sama bersumber kepada KH. Hasyim Ashari, Pendiri Nahdlatul Ulama (NU).


1. Angka 234

Angka 234 yang terdapat pada logo rokok ini, menurut penuturan Kyai Mbeling merupakan jumlah rokaat sholat dimana 2 adalah jumlah rokaat sholat Shubuh, 3 Maghrib dan 4 adalah jumlah rokaat sholat Dhuhur, Ashar dan Isya.

2. Fatsal 5
Sedangkan tulisan “Fatsal 5” dalam logo Dji Sam Soe, mewakili sholat 5 waktu dan rukun Islam yang berjumlah 5.


3. Bintang 9

Sementara bintang 9 yang terdapat pada logo rokok kretek ini, sama dengan lambing kaum Nadhliyin yaitu Bintang 9.

Dan pada kesempatan itu, MH. Ainun Nadjib menyatakan jika Dji Sam Soe adalah rokoknya orang Nahdlatul Ulama atau NU. Seperti terdapat pada video dibawah ini.



Kesimpulan

Demikian pembahasan spot-misteri tentang rahasia atau misteri dibalik rokok Dji Sam Soe, yang ternyata memiliki kedekatan historis dengan kaum Nadhliyin, yang memiliki pengikut terbesar di Indonesia.

Artikel Lainnya :


Tidak ada komentar